Cegah Kepunahan, Dekranasda Batang Dokumentasikan Batik Rifa’iyah.// ist

Dekranasda Batang Dokumentasikan 16 Motif Langka Batik Rifa’iyah untuk Cegah Kepunahan

BATANG – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Batang melakukan langkah strategis dalam upaya pelestarian Batik Rifa’iyah, salah satu warisan budaya khas daerah setempat. Melalui kegiatan pendokumentasian, motif-motif langka Batik Rifa’iyah kini disimpan secara resmi agar terhindar dari kepunahan dan dapat terus dikembangkan oleh generasi muda.

Ketua Dekranasda Batang, Faelasufa Faiz Kurniawan, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan berbagai metode pelestarian batik tradisional tersebut, termasuk partisipasi aktif dalam ajang nasional dan internasional.

“Salah satunya, Dekranasda bersama Bank Indonesia menggandeng Batik Rifa’iyah untuk tampil di Inacraft 2025 pada 1–5 Oktober mendatang. Diharapkan potensi batik khas Batang semakin dikenal luas. Tahun depan kami juga akan mengikuti pameran serupa agar para perajin semakin termotivasi menjadikan batik sebagai penopang ekonomi keluarga,” ujar Faelasufa, usai penyerahan dokumentasi Batik Rifa’iyah di Aula Kantor Bupati Batang dikutip WargaJateng.com, Kamis (2/10/2025).

Selain pameran, Dekranasda juga menggelar lomba desain batik untuk mendorong kreativitas para perajin dan desainer muda.

“Pesertanya cukup banyak dan kami berikan hadiah sebagai bentuk apresiasi. Harapannya, tahun depan acara serupa bisa digelar lagi dengan konsep yang lebih menarik,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpuska) Kabupaten Batang, Suprapto, menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menegaskan bahwa motif-motif yang telah didokumentasikan akan dialihmediakan ke format digital dan didaftarkan ke Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai upaya perlindungan budaya.

“Motif-motif ini akan kami simpan secara digital dan didaftarkan ke ANRI agar memiliki perlindungan hukum yang jelas,” ungkap Suprapto.

Langkah pendokumentasian ini juga mendapat apresiasi dari pegiat Batik Rifa’iyah, Miftakhutin. Ia menilai kebijakan tersebut akan mempermudah regenerasi perajin batik di masa depan.

BACA JUGA:  Gubernur Jateng Minta Bupati atau Wali Kota Perketat Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis

“Motif-motif ini kini tersimpan di Kantor Arsip Batang, sehingga bisa dipelajari oleh generasi muda. Saya optimistis langkah ini akan melahirkan pembatik muda yang siap melestarikan Batik Rifa’iyah,” tegasnya.

Menurut Miftakhutin, hingga kini terdapat 16 motif Batik Rifa’iyah yang telah terdokumentasi, di antaranya Banji, Tambal, Pelo Ati, Materos, Kotak Kitir, Gemblong Sak Iris, dan Pecinan.

Dengan adanya langkah pendokumentasian dan digitalisasi ini, Dekranasda Batang berharap Batik Rifa’iyah tetap hidup dan menjadi kebanggaan masyarakat Batang, sekaligus berkontribusi memperkuat citra Jawa Tengah sebagai pusat budaya batik nasional. Makin Tahu Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *