UNESCO Tetapkan Arsip Kartini sebagai Warisan Dokumenter Dunia
REMBANG – Kabupaten Rembang resmi menerima sertifikat Memory of the World (MoW) dari UNESCO untuk arsip surat-surat serta dokumen perjuangan RA Kartini dalam kesetaraan gender.
Pengakuan internasional ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang, Pemkab Jepara, dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Penetapan tersebut diumumkan dalam Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-221 di Paris pada 11 April 2025 lalu.
Wakil Bupati Rembang, Hanies Cholil Barro, menyampaikan rasa bangga atas pencapaian ini. Menurutnya, penghargaan tersebut merupakan kehormatan besar bagi masyarakat Rembang yang memiliki ikatan sejarah erat dengan RA Kartini, tokoh emansipasi perempuan Indonesia.
“Surat-surat Kartini bukan sekadar dokumen sejarah, melainkan warisan pemikiran yang tetap relevan hingga hari ini. Semangat perjuangan beliau harus terus kita hidupkan dalam kebijakan nyata, agar perempuan memiliki kesempatan setara dengan laki-laki di semua bidang,” ujarnya usai menerima sertifikat di Jakarta dikutip WargaJateng.com, Rabu (13/8/2025).
Hanies berharap pengakuan UNESCO ini bisa menjadi pemicu untuk memperkuat komitmen pelestarian arsip dan sejarah bangsa. Selain itu, nilai perjuangan Kartini diharapkan dapat ditanamkan kepada generasi muda agar tumbuh menjadi pribadi cerdas, mandiri, dan berkarakter kuat.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kabupaten Rembang, Achmad Sholchan, menambahkan bahwa UNESCO setiap tahun memberikan penghargaan terhadap arsip yang memiliki signifikansi sejarah tingkat dunia.
Saat ini, Dinarpus bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) dalam perawatan arsip Kartini, baik berupa surat maupun foto.
“Kami bersinergi dengan Dinbudpar untuk menjaga warisan berharga ini. Saat ini, proses digitalisasi arsip sedang berlangsung, khususnya untuk koleksi foto RA Kartini yang tersimpan di kami,” jelasnya.
Selain arsip RA Kartini, UNESCO juga menetapkan empat warisan dokumenter Indonesia lainnya dalam Register Memory of the World 2025, yakni:
- Arsip Seni Tari Jawa Khas Mangkunegaran (1861–1944)
- Naskah Sang Hyang Siksa Kandang Karesian
- Naskah karya Hamzah Fansuri
- Arsip Pendirian ASEAN (1967–1976)
Pengakuan ini menegaskan bahwa Indonesia memiliki kekayaan dokumenter yang sangat penting, tidak hanya bagi sejarah nasional, tetapi juga untuk peradaban dunia. Makin Tahu Indonesia.**
