MBG Jadi Investasi Jangka Panjang untuk Generasi Sehat dan Berdaya Saing di Semarang
Semarang – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali disosialisasikan di Kabupaten Semarang untuk memperluas penerima manfaat. Program MBG merupakan terobosan baru pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penguatan gizi seimbang dan tepat sasaran.
Sosialisasi Program MBG yang berlangsung di Restoran Kampoeng Banyumili, Bandungan, pada Minggu (19/10), dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Anggota Komisi IX DPR RI Muh. Haris, Anggota DPRD Kota Surabaya Joko Sriyono, serta Analis Pertahanan Negara Ahli Madya Ari Yulianto.
Dalam sambutannya, Anggota Komisi IX DPR RI Muh. Haris menegaskan bahwa Program MBG merupakan wujud nyata komitmen pemerintah dalam menurunkan angka stunting, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan menyiapkan Generasi Emas Indonesia 2045.
“Program ini memastikan anak-anak sekolah memperoleh asupan gizi yang seimbang, terutama di wilayah rawan pangan. Kami ingin memastikan kebijakan ini tepat sasaran dan efektif, sekaligus menjamin keamanan pangan serta memperkuat regulasi lintas sektor,” ujar Haris.
Ia menambahkan bahwa sosialisasi ini juga menjadi sarana penting untuk mengawal kebijakan MBG agar berdampak langsung pada masyarakat serta memperkuat sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan mitra kerja.
Sementara itu, Anggota DPRD Kota Surabaya Joko Sriyono menyoroti pentingnya kesadaran akan kualitas gizi sejak usia dini. Menurutnya, gizi sejak dini merupakan fondasi utama dalam melahirkan generasi berkualitas.
“Gizi bukan hanya soal kenyang, tetapi tentang keseimbangan dan kualitas pangan. Anak-anak yang bergizi baik akan lebih fokus, produktif, dan jarang sakit. MBG bertujuan menanamkan kebiasaan makan sehat yang akan membentuk karakter dan daya saing generasi muda,” tegasnya.
Ia juga menilai MBG sebagai langkah strategis untuk membangun budaya makan bergizi di lingkungan pendidikan, yang berpengaruh pada peningkatan prestasi dan kualitas hidup anak bangsa.
Sedangkan Analis Pertahanan Negara Ahli Madya BGN, Ari Yulianto, menekankan dampak ekonomi positif dari pelaksanaan MBG terhadap sektor pangan lokal.
“Program MBG menciptakan permintaan baru untuk produk pangan bergizi lokal. Ini membuka peluang bagi petani, nelayan, dan pelaku usaha kecil menengah untuk tumbuh serta mendapatkan kepastian pasar. Dampaknya, ekonomi daerah menjadi lebih kuat dan berkeadilan,” jelasnya.
Melalui kegiatan sosialisasi ini, para narasumber sepakat bahwa MBG bukan hanya program gizi, tetapi juga investasi jangka panjang dalam membangun kualitas manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045.**
